Jumat, 09 Januari 2015

Januari Bersama Date Note


Cover dan Font tulisannya bagus!! ^_^
Demi mencurahkan perasaan saya setelah khatam baca Date Note dalam bentuk tulisan, saya rela nyoba semua font yang tersedia di word, dan tetep nggak nemu! Akhirnya saya ikhlasin pake yang ini ajaa ~
Meski telat banget baru baca buku gokil satu ini setelah 3 tahun diterbitkan, tapi saya nggak nyesel ahh, asiknya tetep dapet~ hihi ..
Saya irii ! Hahaha ~
Yang jelas begitu perasaan saya setelah selesai baca Date Note. Seketika saya langsung pejamkan mata sambil senyum sembari membiarkan halaman terakhir terbuka nongkrong nutupin wajah saya.
Sejak lembar pertama sampai sebelum chapter terakhir, Date Note selalu bikin saya ngakak, dari tiap akhir paragraf sampai makin ke belakang tiap barisnya bikin ngakak! Gokil nih buku. Nggak jarang saya dibawa ke suasana yang rada serius trus endingnya bikin ngakak juga. Parah! >_< temen sekamar saya sampai lirik-lrik penuh tanda tanya kalo saya mulai mengeluarkan reaksi semacam “ehh? Hah? Ohh!.”
Gimana nggak bereaksi kayak gitu dan nggak ngakak? Lha wongg ada beberapa paragraf yang saya temui nyindir saya banget! Sembari baca Date Note saya inget si dia yang pernah saya jatuhi cinta ehh tapi hati saya dijatohin ke got sekalian -_- haha ~
Bukan bermaksud menyamai, tapi sumpah! Saya pernah melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan mas Haris, nulis ulang sms-sms si dia yang jumlahnya ratusan ke buku tulis yang paling tebel, nulisnya sama persis kayak yang dia kirim pake pulpen yang paling bagus, lengkap beserta tanggal dan waktu detail dengan detiknya pengiriman! Bahkan saya hampir menghabiskan 2 buku. Dua tahun setelah saya meninggalkan kota kelahiran untuk menimba ilmu di kota pelajar, saya pulang dengan teringat buku itu dan berniat mencari kemudian membacanya. Itung-itung nostalgila. Sampai di rumah, saya lupa dimana narok tuh buku, saya acak-acak semua lemari yang isinya buku-buku sekolah SMA saya dulu, tapi nihil. Saya nggak nemu. Tiba-tiba saya inget ibu yang hobinya kiloin kertas-kertas yang (dianggapnya) tak berguna, dijual ke pengrajin tempe kedelai. Saya langsung lari menghambur ke ibu,
“Bu, buku tulis setumpuk yang disebelah sana, ibu nggak pindahin kemana-mana kan?” tanya saya penuh selidik.
“Ohh! Ibu nggak mindahin kok,” jawabnya.
“Tapi aku nyari buku sejarah sms kok nggak ada bu? Yang warna biru sama kuning itu?” tanya saya lagi. Ibu tau semua kisah saya dengan laki-laki manapun. Kadang saya menilai ibu orang yang terlalu kepo. Belom nanya udah nebak-nebak dulu. Saya dibikin mati kutu. Nggak bisa jawab apa-apa, cuma bisa ngamuk karena malu ketauan sedang menjatuhkan cinta saya kepada salah satu cucu adam.
“Oiya ibu lupa bilang, kemaren bapak bersih-bersih kamarmu, dia kiloin semua bukumu ke mbak Tim” jawab ibu polos.
Jgerr!
Musnah sudah rencana saya pengen nostalgila. Saat itu saya cuma bisa berdoa lembaran-lembaran itu bisa sampai ke alamat yang dituju meski harus dengan menyelimuti kedelai yang sudah jadi tempe. Aamiin.

Begitulah..
Date Note membawa saya mengingat hal-hal nyeleneh yang pernah saya lewati tentang suka-sukaan sembari membacanya. Date Note bukan buku pertama milik Mas Haris yang saya baca, dan lagi-lagi endingnya bikin saya take a long breath karena lega sambil senyam-senyum geje karena kebawa suasana. Masuk chapter terakhir, saya nggak lagi ngakak, yang ada saya baca dua kali sambil ngebayangin mas Haris cerita langsung di depan saya. Bikin irii ajaa! Haha..

Semoga saya bisa bertemu jodoh dengan cara yang indah yang memang Allah rencanakan untuk saya, aamiin ^_^

Terus berkarya mas Haris! Semoga selalu dalam ridho dan berkahNya. Aamiin :)

Yogyakarta, 9 Januari 2015
#masih sambil senyam-senyum.

Minggu, 21 Desember 2014

Reply ..



“Nggak tau segila apapun aku, belum pernah aku butuhin temen kayak aku butuh kamu sekarang ini, aku punya banyak sahabat, tapi kamu .. aku berharap hubungan kita nggak pernah berakhir apapun alasannya. Bukan semata karena apa yang aku alami sekarang, tapi dari dulu sampe sekarang aku baru nemuin kamu.” -Nur

Senyumku merekah saat aku selesai membaca kalimat terakhir sms temanku. Nur Miftahul Khoiriyah. Bukan. Dia bukan temanku. Dia sahabat baruku :)
Sahabat baru?
Ya,
Aku putuskan untuk menganggapnya sebagai sahabat baruku. Sebelumnya aku ‘hanya’ menganggapnya sebagai teman. Teman kampus yang tanpa sengaja sering menghabiskan waktu makan siang bersama. Saat yang tanpa sengaja itulah kami punya semacam quality time, entah aku yang akan terus bercerita dan Nur mendengarkan dengan baik sampai waktu habis, atau sebaliknya aku yang secara utuh mendengarkan kala ia bercerita.
Suatu hari ia bertanya padaku, “menurutmu aku orangnya kayak gimana”
“gimana apanya?” tanyaku balik. Aku heran. Belum pernah ia menanyakan hal semacam itu. “ya kamu kalo liat aku tuh kayak gimana?” desaknya. “galak!” jawabku sekenanya. Aku yakin ada yang mengganjal dihatinya. Ada sesuatu yang ingin ia katakan tapi tidak tahu harus menggunakan bahasa yang seperti apa. “ada apa Nur? Cerita sajaa ..” ia hanya menyumbangkan senyum manisnya mendengar pertanyaanku. Aku ikut tersenyum. Kami diam. Kemudian ia bercerita. Dan .. jengjengjeng ~ ceritanya memang menggemparkan, untukku. Ia berani melewati batasnya sebagai Nur yang aku kenal. Sebenarnya aku punya banyak sekali pertanyaan atas ceritanya, saking banyaknya sampai aku lupa, yang paling aku ingat sudah kutanyakan, dan Nur jawab “tidak tahu” aku tak mau bertanya lagi.:D aku tahu dia tahu betul apa yang sudah menjadi keputusannya :)

Aku tidak tau apa yang ada dalam pikirannya jika kutanyakana bagaimana aku di matanya, hanya entahlah, aku bisa sangat lepas ketika bercerita padanya, apapun itu! Aku suka bercerita banyak hal dengannya. Aku juga suka tanggapan-tanggapan yang ia sampaikan, ia tidak selalu membelaku ketika dia tau aku salah, tapi ia menegur dengan kalimat yang tetap nyaman didengarkan dan tidak terkesan  menyalahkanku. Aku merasa Nur bisa memahami dan  memperlakukan aku harus yang seperti apa. Itulah kenapa aku tidak pernah menolak jika ia mengajakku untuk menemaninya, atau kebetulan aku juga sedang butuh teman. Ceritalah .. apapun. Selama yang kamu mau , Insya Allah aku siap mendengarkan. Setidaknya kamu tau kalo aku berusaha untuk selalu ada kalo kamu butuh, karena kamu juga gitu ke akuu ~

Nur,
Terimakasih atas kalimat indahmu, aku seneng bacanya .. :)

Tentu aku juga berharap kita selamanya menjadi teman sahabat yang baik, yang bisa saling mendengarkan dan mengingatkan. Terimakasih Nur untuk apapun yang sudah pernah kamu sampaikan padaku, ceritamu dan ceritaku .. :)

Jangan cintai aku berlebihan! Aku nggak mau kamu benci aku banget nantinya. Na’udzubillah ~
haha :D
Aku nggak pinter bikin kata-kata yang menyentuh, aku nggak tau gimana caranya bilang makasih yang romantis kayak gimana , yang jelas aku sayang sama kamu Nur .. ! ;) Saranghae <3

Kebumen, 21 Desember 2014 at 20.45
Di kamar , mikirin kamu !

Senin, 01 Desember 2014

Senja dan Kopi



Jika senja adalah segala tentangmu, dan segelas kopi ..
Maka kusadari itu adalah mimpi.
Ya,
Karena ku sadar,
Hanya dalam mimpi itu terjadi..
Dan itu kumimpikan agar bisa terjadi.

#Shiro.

Puisi sederhana milik teman penyuka senja dan pecinta kopi.
Yang aku tau ia punya seseorang yang ia senang menyebutnya dengan senja. Mungkin baginya senja mewakili keindahan wanitanya. Dan ia memang sangat maniak dengan kopi. Ia bilang tanpa kopi rasanya sepi. Dan alasan kenapa aku menuliskannya disini, karena aku suka kalimat terakhir dalam puisi tersebut.
“Dan itu kumimpikan agar bisa terjadi”
Untukku, kalimat terakhir ini mempunyai arti yang dalam. Penulis menggunakan kata –memimpikan- seolah ia ingin tidur selamanya agar bisa bertemu dengan si senja dalam mimpinya, jika dihubungkan denga kalimat sebelumnya “hanya dalam mimpi itu terjadi” penulis sadar betul bahwa segala hal yang ia ingin lewati bersama si senja, itu hanya akan terjadi dalam mimpi si penulis, karena satu dan lain hal, impiannya bersama si senja tidak akan pernah terjadi dalam dunia nyata. Tetapi menurutku, jika dipahami lagi, maksud dari si penulis dalam kata –memimpikan- adalah ia bercita-cita untuk bisa menghabisnya seluruh hidupnya dengan si senja. Menghabiskan waktu saat senja bersama dengan sosok yang dikaguminya. Ia merencanakan segala sesuatunya untuk dijalani bersama dengan si senja selamanya. Ia percaya bahwa berawal dari mimpi semuaya bisa terjadi.
Hubungannya denganku, saat aku selesai membaca sajak sederhana itu, aku tersenyum, dulu akupun punya banyak mimpi bersama dia. Dia yang memang sejak pertama aku melihatnya, aku punya segudang harapan. semenjak aku menyukai laki-laki itu, aku selalu memimpikan hal-hal besar bersamanya. Aku bercita-cita menjadi teman hidupnya, bisa menghabiskan sisa hidupku bersamanya, berbagi cerita dan cinta. Tidak peduli dalam penantianku , aku menemukan ia tengah bahagia dengan yang lain, kemudian aku tahu dia dibuat patah hati oleh yang lain, begitu seterusnya sampai beberapa kali. Aku sungguh tak peduli.  Aku terlalu menikmati harapan-harapan itu dalam anganku, tanpa aku berani mengungkapkannya bahkan hanya dalam bentuk sapaan. Aku memupuk harapan itu dalam diam, terkadang tertoreh dalam sebuah tulisan. Lalu aku lupa dimana aku pernah menuliskannya. Hingga akhirnya datanglah satu hari dimana aku menyadari bahwa aku lelah dengan ketidakpedulianku , dengan anganku selama ini. Aku harus mulai memperdulikan diriku, menyayangi dan merawatnya, menjadikan diri pantas untuk mewujudkan mimpi bersama dengan sosok yang mempunyai hal yang sama untuk dimimpikan. Memperbaiki diri untuk menjadi dan mendapatkan yang lebih baik dari yang selama ini hanya diriku yang memimpikannya.

Yogyakarta – 1 Desember 2014, before the dawn.

Minggu, 30 November 2014

Bukan Teman Biasa



Anisah Haidaratul Hanifa..
Namanya indah ya? Seindah akhlaqnya. Aamiin ^^
Dia adalah sahabatku sejak pertama aku kuliah di Yogyakarta. Berawal dari halaqah yang samasama kami ikuti, ditambah lagi kami teman satu kelas, kami putuskan bahwa kami berdua cocok. Haida begitu aku biasa memanggilnya, dengan kepribadian yang cenderung introvert, tidak banyak bicara berbeda sekali denganku yang blak-blakan, bicara sanasini. Kalau kami sedang berdua, selalu aku yang banyak bicara bercerita banyak hal dan dengan antusias Haida mendengarkan. Tidak jarang juga dia menanggapi dengan hanya beberapa kata tapi, jleb! Bikin aku cuma bisa senyum lega menanggapi. Aku senang kalau kami sedang berdua, jika aku diam tanpa cerita, Haida pasti memancing dengan pertanyaan singkat yang membuatku bisa nyerocos sampe berjam-jam. Apalagi jika aku sedang dalam keadaan tidak normal, entah karena down sekali atau up sekali, haida benar-benar menyiapkan kedua telinganya dengan baik. Lain jika haida yang sedang merasa kurang baik, dia hanya diam dan aku cukup berada disampingnya, ikut diam. Haha~ sekali lagi, haida bukan orang yang heboh ketika mengekspresikan sesuatu dalam action, dia lebih memilih menuangkan apa yang dia rasakan dalam bentuk tulisan. Haida pintar dalam mengolah kata menjadi sebuah tulisan yang indah. Aku samasekali tidak bisa.
Bisa mendengarkan satu sama lain dengan baik, sering bertemu berdua dan menghabiskan waktu bersama bukan berarti kami tanpa problem. Kami pernah marahan, jika sedang marahan, sering sekali aku yang memulainya. Bukan sering. Sepertinya memang setiap marahan, akulah yang memulai. Aku lebih banyak tidak terimanya jika dia begini, dia begitu.. sudah berapa kali ya kami marahan? Maksudku aku marah padanya. Haha..

Haida punya cara sendiri bagaimana menghadapi aku yang sedang marah padanya. Bagaimana? Dia diam. Seperti seolah tak terjadi apa-apa. Itu bukan tanpa alasan. Haida memang membiarkanku meluapkan kemarahan. Dan dia tahu kapan kemarahanku akan reda, saat itulah dia bicara denganku, entah secara langsung atau lewat surat. Satu kalimat yang sangat aku sukai dari haida adalah ketika dia bilang “Ma, kamu tau aku sayang banget sama kamu..”
Iya Da, aku tau kok :’)
Begitulah, aku berharap kami bisa menjadi teman baik yang saling menyayangi, saling mengingatkan dalam segala hal .. sampai nanti. Sampai kami punya kehidupan masing-masing, sampai kami meraih kesuksesan kami masing-masing, sampai kami kembali kepada pencipta kami. Aamiin.
Yogyakarta, 28 November 2014 in the middle of my part time ^^